Minggu, 30 November 2025

Kapolri Dampingi Presiden Cek Lokasi Pengungsian Korban Banjir di Tapanuli Tengah


 


Sumut - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mendampingi Presiden Prabowo Subianto meninjau langsung lokasi pengungsian korban banjir di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). 


Dalam kesempatan itu, Presiden melakukan pengecekan langsung ke tempat pengungsian. Ia melihat tempat tidur sementara warga, mengecek posko kesehatan dan menyapa serta berdialog dengan masyarakat. 


Usai mendampingi, Sigit mengungkapkan sejumlah instruksi tegas dari Presiden Prabowo. Di antaranya untuk segera dilakukan perbaikan jalur terputus akibat bencana alam. 


"Ada beberapa hal menjadi perhatian kaitannya dengan beberapa jalur yang terputus tadi arahan beliau untuk segera dilakukan perbaikan," kata Sigit. 


Selain itu, Sigit menyebut, Presiden juga meminta agar memenuhi kebutuhan dasar warga. Serta, hal yang diperlukan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti Bahan Bakar Bersubsidi (BBM). 


"Intinya beliau memerintahkan untuk seluruh kegiatan untuk membantu masyarakat terdampak bencana alam betul-betyl dimaksimalkan, sehingga semuanya bisa berjalan dengan baik," ujar Sigit. 


Sigit menyebut, instruksi Presiden juga telah disampaikan ke seluruh instansi terkait, kementerian, lembaga, TNI, Polri dan forkopimda. Dalam menangani bencana alam memang diperlukan sinergisitas seluruh pihak. 


"Saya kira seluruh kementerian lembaga, TNI, Polri, BNPB Kementerian PU, Kementerian PMK, gubernur, bupati, wali kota,  semuanya sudah mendengar arahan tersebut tentunya akan segera ditindaklanjuti," ucap Sigit. 


Dalam kesempatan ini, Kapolri juga bakal menyerahkan secara simbolik bantuan 'Polri untuk Masyarakat' sebanyak tujuh truk yang berisikan bahan makanan, pakaian dan kebutuhan sehari-hari.

Polda Jatim Berangkatkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera*


 *


SURABAYA - Polda Jawa Timur resmi memberangkatkan bantuan sosial dan logistik bagi warga terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Tiga provinsi di Pulau Sumatera. 


Pelepasan bantuan dipimpin langsung oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, M.Si., pada Senin (1/12/2025).


Kapolda Jatim menegaskan bahwa apa yang terjadi di Sumatera adalah duka bersama bangsa Indonesia.


“Kita semua sangat berduka dan prihatin. Mudah-mudahan saudara-saudara kita diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,”ungkap Irjen Pol Nanang.


Kapolda Jatim mengatakan bantuan yang diberangkatkan Polda Jatim ke wilayah yang terdampak bencana di Pulau Sumatera mencakup kebutuhan dasar masyarakat di lokasi bencana. 


Adapun bantuan berupa bantuan pangan berupa 8 ton beras, 620+ liter minyak goreng, 500+ kemasan gula pasir, 500 dus mi instan (±4.500 pcs) dan Air mineral, kopi, teh, biskuit, sarden serta minuman energi


Selain itu Polda Jawa Timur juga mengirimkan bantuan sandang berupa 3.200 sarung  dan 2.040 selimut serta kebutuhan Bayi dan Anak berupa ±1.600 susu anak dan ±1.350 popok bayi.


“Jadi rekan-rekan sekalian, pada kesempatan ini kita akan melepas bantuan sosial dan logistik ini untuk saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatera,” ujar Irjen Pol Nanang Avianto.


Kapolda Jatim menyampaikan bahwa bencana tersebut menghantam keras wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 


Berdasarkan laporan terkini per 30 November 2025, jumlah korban meninggal dunia di tiga provinsi itu telah mencapai 316 hingga 441 jiwa. 


Sumatera Utara tercatat sebagai daerah dengan dampak paling parah, yakni 176 korban jiwa, sementara ratusan warga lainnya dilaporkan masih hilang.


Selain itu, jumlah warga yang kehilangan tempat tinggal mencapai sekitar 209.700 jiwa, dengan konsentrasi pengungsi terbesar berada di Sumatera Barat, sekitar 77.000 jiwa dan Sumatera Utara sekitar 30.000 jiwa.


Ia menambahkan bahwa terdapat banyak ibu-ibu, anak-anak, serta kelompok rentan yang kini membutuhkan dukungan logistik dan perlindungan.


“Inilah empati dan solidaritas kita. Bantuan ini berasal dari gotong royong seluruh jajaran Polda Jawa Timur. Jika nantinya masih dapat terkumpul tambahan logistik, akan segera kita kirim kembali,” tegas Irjen Pol Nanang.


Logistik dikirim menggunakan pesawat kargo untuk mempercepat proses distribusi ke wilayah terisolasi. 


Pengiriman dikawal oleh personel Polda Jatim di bawah pimpinan AKBP Sutarno, S.Sos, dan Kompol Fatmar Juma W, S.E.


Kapolda Jatim, berpesan kepada tim lapangan agar memastikan seluruh bantuan tersalurkan tepat sasaran.


“Pastikan amanah ini sampai ke tangan yang berhak. Prioritaskan distribusi ke titik-titik pengungsian yang paling parah di Aceh, Sumut, dan Sumbar.” ucapannya. 


Irjen Pol Nanang juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi di daerah lain, termasuk Jawa Timur.


“Bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kita harus selalu siap melakukan kegiatan kemanusiaan secara cepat dan tepat untuk membantu masyarakat yang menjadi korban,” pungkas Irjen Nanang. (*)

Kapolri Pimpin Rakor Bencana dengan Forkopimda Sumut, Bahu Membahu Tangani Bencana*


 *

Tapanuli Utara, Sumut — Kapolri memimpin rapat koordinasi bersama Forkopimda Provinsi Sumut pada tanggal 30 November 2025 di Pos Pendukung Nasional Prov. Sumatera Utara.


Rapat yang turut dihadiri Kepala Basarnas Sumut dan Kepala BPBD Sumut serta jajaran Kapolda baik secara langsung maupun virtual ini digelar untuk memetakan penanganan darurat terhadap bencana alam yang melanda Provinsi Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.


Dalam pertemuan tersebut, Kapolri menegaskan bahwa seluruh pihak harus turun tangan membantu penanganan bencana.


 “Dalam situasi seperti ini tidak ada yang boleh berjalan sendiri. Semua unsur harus bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran,” tegas Kapolri.


Beberapa keputusan strategis pun diambil, di antaranya mobilisasi logistik via udara dan darat, penyiapan posko penyelamatan dan pelayanan darurat, serta pendirian dapur lapangan dan layanan medis. Selain itu, sistem rayonisasi kembali diaktifkan untuk memastikan kesiapan personel di seluruh wilayah.


 “Kita pastikan respons cepat. Warga tidak boleh menunggu terlalu lama untuk mendapatkan bantuan,” ujar Kapolri.


Polda jajaran diperintahkan mendirikan posko gabungan di tiap kabupaten terdampak, memastikan jalur komunikasi aktif, dan mendata wilayah yang masih terisolir.


Kapolda Sumut melaporkan terdapat 503 kejadian bencana yang tercatat sejak 24 November, dengan “titik terisolir” terbanyak berada di Kabupaten Tapanuli Tengah.


 “Kami sudah mengerahkan helikopter dan truk logistik untuk menjangkau 70 titik terisolir,” kata Kapolda Sumut. 


Ia juga menambahkan bahwa “19 Polres telah mendirikan dapur lapangan, sementara 25 SPPG dialihkan untuk mendukung penyediaan kebutuhan dasar masyarakat.”


Koordinasi antara Polri, TNI, BPBD, dan Pemerintah Daerah terus dijalin, termasuk pelaksanaan airdrop logistik ke wilayah sulit dijangkau serta pemulihan fasilitas komunikasi, listrik, dan kebutuhan dasar lainnya.


 “Prioritas kita adalah memastikan tidak ada warga yang luput dari jangkauan bantuan,” tegas Sigit.


Dengan sinergisitas lintas sektor ini, diharapkan bantuan dapat lebih cepat sampai ke masyarakat terdampak, korban dapat tertangani secara baik, dan proses pemulihan dapat dimulai secepat mungkin. Masyarakat juga dihimbau tetap waspada terhadap potensi bencana susulan dan mengikuti arahan resmi dari instansi berwenang.

Kapolres Madiun Kota Tekankan Profesionalitas dan Pemahaman KUHP Baru dalam Pengarahan kepada Jajaran Reskrim


 





Kota Madiun – Kapolres Madiun Kota AKBP Wiwin Junianto Supriyadi, S.I.K. memberikan pengarahan langsung kepada jajaran Satreskrim, Satresnarkoba, serta Unit Reskrim Polsek jajaran dalam kegiatan yang berlangsung di Gedung Soenaryo Polres Madiun Kota, Senin (1/11/2025).




Kegiatan tersebut dihadiri para pejabat utama, Kasat, Kanit, hingga seluruh personel Reskrim.



Pengarahan ini menjadi momentum penting dalam menyamakan persepsi sekaligus memperkuat kualitas kinerja di bidang penyidikan dan penegakan hukum.




Dalam arahannya, Kapolres menekankan sejumlah poin strategis, salah satunya terkait pemahaman mendalam terhadap KUHP baru (UU No. 1 Tahun 2023). 



Ia mengingatkan bahwa perubahan pada regulasi hukum pidana harus benar-benar dipahami agar setiap anggota mampu mengaplikasikannya secara tepat dalam penanganan berbagai kasus di lapangan.



Kapolres juga memberikan atensi tegas mengenai peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat, khususnya bagi para penyidik yang sehari-hari bersinggungan langsung dengan proses hukum. 



Menurutnya, ketelitian, kecepatan, ketegasan, serta integritas adalah kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap Polri.




Dalam kesempatan itu, AKBP Wiwin Junianto Supriyadi menyampaikan sebagai aparat penegak hukum, kita harus selalu berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya dalam tugas penyidikan.



KUHP baru harus kita pahami bersama sebagai dasar dalam penegakan hukum yang adil, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.




Teruslah berinovasi, bekerja profesional, serta menjaga integritas untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat kepada Polri.”



Pengarahan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan soliditas seluruh jajaran Reskrim Polres Madiun Kota dalam menghadapi dinamika serta tantangan hukum yang semakin kompleks, sekaligus memperkuat sinergi antara Polri dan masyarakat menuju terciptanya situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif.(hms).

Polantas Menyapa: Satlantas Polres Madiun Kota Gelar Pelayanan Cek Fisik Kendaraan Lima Tahunan


 “


Madiun – Senin, 01 Desember 2025, jajaran Polisi Lalu Lintas (Polantas) menggelar kegiatan Polantas Menyapa di lingkungan Satlantas Polres Madiun Kota. Kegiatan ini berfokus pada pelayanan masyarakat, khususnya proses cek fisik kendaraan berkala lima tahunan.


Dalam agenda tersebut, AKP Nanang Cahyono selaku kasatlantas polres madiun kota turun langsung memantau jalannya pelayanan. Ia memastikan setiap tahapan pemeriksaan berlangsung cepat, tertib, dan transparan.


“Pelayanan cek fisik lima tahunan ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat. Kami ingin memastikan bahwa seluruh pemohon mendapatkan pelayanan terbaik,” ungkap AKP Nanang Cahyono.


Masyarakat terlihat antusias mengikuti proses pemeriksaan, mulai dari pengecekan nomor rangka dan mesin hingga verifikasi data kendaraan. Petugas juga memberikan edukasi mengenai pentingnya melakukan cek fisik berkala sebagai bagian dari ketertiban administrasi dan peningkatan keselamatan.


Kegiatan Polantas Menyapa ini diharapkan dapat semakin mendekatkan Polantas dengan masyarakat serta memperkuat kepercayaan publik terhadap pelayanan yang diberikan Satlantas Polres Madiun Kota.

Polres Malang Bagikan Masker ke Pengendara di Perbatasan Lumajang Dampak Erupsi Semeru*


 *



MALANG – Satlantas Polres Malang Polda Jatim turut peduli pada keselamatan warga terdampak erupsi Gunung Semeru. 


Dalam rangka Operasi Zebra Semeru 2025, petugas membagikan masker kepada pengguna jalan di area Jembatan Gladak Perak sisi Ampelgading, perbatasan Kabupaten Malang–Lumajang.


Seperti diketahui, status tanggap darurat erupsi Semeru di Kabupaten Lumajang resmi diperpanjang hingga 2 Desember 2025. 


Kondisi pascaerupsi tersebut menimbulkan debu vulkanik yang berpotensi mengganggu aktivitas warga, termasuk para pengendara yang melintas.


Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska mengatakan kegiatan ini bertujuan menjaga kesehatan dan keselamatan pengguna jalan di tengah kondisi lingkungan yang masih terdampak aktivitas vulkanik.


“Masker ini kami bagikan untuk melindungi pengendara dari paparan debu vulkanik. Apalagi banyak warga yang tetap harus beraktivitas melewati jalur perbatasan,” kata AKP Alif Chelvin, Sabtu (29/11).


Petugas juga memberikan imbauan agar pengendara tetap berhati-hati dan selalu siap menghadapi potensi risiko lanjutan akibat Semeru.


“Kami minta masyarakat tetap waspada, terutama yang berkendara di kawasan dekat lokasi terdampak. Keamanan dan keselamatan tetap menjadi prioritas,” tambahnya.


Selain menjaga kesehatan, pembagian masker ini juga bagian dari edukasi Operasi Zebra, mengingat helm tertutup dan masker bisa membantu menjaga jarak pandang dari gangguan debu saat melintas.


“Operasi Zebra bukan hanya tentang penindakan pelanggaran lalu lintas. Kami hadir untuk melindungi masyarakat dalam kondisi apa pun,” tegasnya. (*)

Polresta Banyuwangi Sinergi dengan Komunitas Bentengi Ruang Digital*


 *


BANYUWANGI – Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra memberikan dukungan penuh kepada Komunitas Banyuwangi Positive untuk terus berkomitmen menjadi pelopor dalam membangun ruang digital yang sehat dan positif di Bumi Blambangan.


Pernyataan dukungan tersebut disampaikan Kombes Pol Rama saat menghadiri acara Media Gathering Banyuwangi Positif, yang mengusung tema "Bersama Jaga dan Bangun Banyuwangi". 


Acara tersebut digelar di Raka Cafe & Resto, Kecamatan Purwoharjo, pada Sabtu (29/11/2025).


Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol.  Rama Samtama Putra,S.I.K., M.Si., M.H.,  menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas media di tengah derasnya arus informasi digital.


"Menjaga kondusivitas media itu penting di era digital, karena kita ketahui bersama sejak 2016 muncul fenomena pascakebenaran atau post truth," kata Kombes Pol Rama Samtama Putra.


Ancaman Post Truth dan Peran Komunitas

Komunitas Banyuwangi Positive dikenal sebagai komunitas perintis di Indonesia yang berhasil menyatukan jurnalis profesional dan pegiat media sosial (Sosmed) dalam satu semangat turut serta membangun daerah dengan menyajikan informasi yang positif.


Kolaborasi ini mencakup wartawan lintas organisasi seperti Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), serta organisasi pegiat medsos terbesar di Banyuwangi, yakni Banyuwangi Social Media Network (BSMN). 


Sinergi ini juga melibatkan instansi pemerintahan, aparat TNI-Polri, pegawai BUMN, hingga pelaku investasi dan pengusaha.


Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol. Rama Samtama Putra menjelaskan bahwa fenomena pascakebenaran di ruang digital sering ditandai dengan penyamaran dan manipulasi informasi, yang menjadi ancaman serius terhadap kondusivitas daerah. 


Hal ini terjadi karena objektivitas bukan lagi syarat utama pembentukan opini publik.


"Bahkan, di era digital opini publik dibentuk tanpa didasari fakta dan ada kecenderungan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menambah konten sebagai upaya mempengaruhi persepsi masyarakat," lanjutnya.


Atas dasar tantangan tersebut, Kombes Pol Rama mengaku sangat mengapresiasi semangat dan niatan Komunitas Banyuwangi Positive dalam membangun ekosistem digital yang positif.


"Saya mengapresiasi kegiatan tersebut, karena semua pihak semakin dewasa dalam bermedia, dan ini merupakan wujud komitmen bersama dalam membangun media yang positif,"tambahnya.


Menurut Kombes Pol Rama Samtama Putra peran media dan pegiat medsos dalam membangun ruang digital yang positif sangat berpengaruh pada kondusivitas daerah. Terutama dalam upaya menjaga iklim investasi.


Hal ini menjadi penting mengingat Banyuwangi adalah daerah primadona bagi para pelaku investasi. 


Terbukti, sejumlah perusahaan besar bercokol di Banyuwangi, di antaranya PT Inka, Pabrik Gula Glenmore, dan tambang emas PT Bumi Suksesindo (PT BSI).


Untuk itu, Kombes Pol Rama Samtama Putra berpesan agar seluruh elemen masyarakat Banyuwangi perlu menjaga ekosistem informasi yang sehat. 


Ekosistem ini krusial agar aktivitas sosial berjalan lancar dan roda ekonomi di Banyuwangi terus bergerak maju.


"Dan sebaliknya, apabila ada konten negatif dan informasi tidak benar atau hoaks. Kami berharap Komunitas Banyuwangi Positive untuk tetap komitmen menghadirkan narasi positif," tuturnya.


Kegiatan Media Gathering Banyuwangi Positif dengan tema "Bersama Jaga dan Bangun Banyuwangi" ini terselenggara berkat dukungan penuh dari berbagai pihak. (*)

Polres Sumenep Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Desa Pinggirpapas*


 *


SUMENEP - Tanggap keluhan warga terkait sulitnya air bersih di Dusun Kauman, Desa Pinggirpapas, Kecamatan Kalianget, Polres Sumenep Polda Jatim segera memberikan bantuan melalui Polsek Kalianget.


"Sesuai petunjuk dan arahan dari Bapak Kapolres Sumenep sudah kami salurkan bantuan air bersih untuk warga setempat," ujar Kapolsek Kalianget, Iptu Doni Widodo, Minggu (30/11).


Kegiatan penyaluran dimulai pukul 09.30 WIB dan dipimpin langsung Kapolsek Kalianget Iptu Doni Widodo, S.H., dengan didampingi Tiga personel Polsek. 


Satu unit mobil tangki berisi air bersih dikerahkan ke lokasi dan langsung mengisi dua tandon penampungan yang berada di RT 6 dan RT 7 RW 002 Dusun Kauman. 


Di lokasi terpisah, Kapolres Sumenep AKBP Rivanda S.I.K mengatakan, bantuan air bersih untuk warga Kalianget itu sebagai langkah cepat merespons kebutuhan masyarakat. 


Meskipun aliran PDAM di sebagian wilayah Pinggirpapas mulai menunjukkan perbaikan, kondisi tersebut belum maksimal dan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk kembali normal.


"Kepolisian akan terus hadir membantu masyarakat, terutama dalam situasi yang berkaitan dengan kebutuhan dasar," ujarnya.


Kapolres Sumenep menegaskan bahwa Polri tidak hanya menjalankan fungsi penegakan hukum, tetapi juga berkewajiban memberikan pelayanan dan kepedulian nyata kepada masyarakat. 


"Penyaluran air bersih ini merupakan bentuk komitmen Polres Sumenep untuk membantu warga yang sedang mengalami kesulitan,”tambahnya.


Ia juga mengatakan bahwa Polres Sumenep Polda Jatim siap bersinergi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait untuk memastikan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi, terutama dalam kondisi darurat atau sedang mengalami keterbatasan layanan publik.


Warga Dusun Kauman menyambut baik bantuan tersebut dan berharap suplai air dari PDAM segera kembali normal. (*)

Polda Jatim Libatkan Personel Gabungan Perbaiki Tanggul Sungai di Curah Kobokan Lumajang*


 *



LUMAJANG – Upaya penanganan pascaerupsi Gunung Semeru terus dilakukan oleh Polda Jawa Timur (Jatim) dan pemerintah daerah setempat.


Puluhan personel gabungan dari Dit Samapta Polda Jatim, Satbrimob Polda Jatim, serta anggota Polres Lumajang dan Polsek jajaran dikerahkan untuk penanganan tersebut di kawasan Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Minggu (30/11/2025).


Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, personel gabungan Polda Jatim itu juga melakukan pembenahan tanggul sungai yang sebelumnya jebol dan mengarah ke kawasan permukiman warga. 


"Kerusakan tanggul tersebut dikhawatirkan dapat memicu banjir lahar dan membahayakan masyarakat di sekitar aliran sungai, oleh karena itu Polda Jatim mengerahkan personel untuk membantu perbaikan," ujar Kombes Pol Abast.


Di lokasi, anggota kepolisian juga berkoordinasi dengan petugas lapangan untuk memastikan proses penguatan tanggul berjalan aman. 


Alat berat juga dikerahkan untuk mempercepat penataan jalur aliran sungai yang tertutup material erupsi.


Kombes Pol Jules Abraham Abast memastikan bahwa jajaran kepolisian siap memberikan dukungan penuh dalam proses pemulihan pascabencana.


“Pembenahan tanggul ini sangat penting untuk mencegah aliran lahar mengarah ke permukiman warga," kata Kombes Pol Abast.


Kabid Humas Polda Jatim menegaskan, personel gabungan Polda Jatim dikerahkan untuk membantu memastikan pekerjaan berjalan cepat dan aman.


"Polda Jatim bersama seluruh unsur terkait tetap siaga menghadapi potensi bencana susulan," ujar Kombes Abast.


Ia mengatakan, pihak Kepolisian terus memonitor kondisi di Curah Kobokan dan wilayah terdampak lainnya. 


"Langkah antisipasi dilakukan agar keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama,” tambah Kombes Abast.


Dengan keterlibatan langsung aparat kepolisian dan koordinasi lintas instansi, proses pemulihan di kawasan terdampak diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan efektif. (*)

Jumat, 28 November 2025

Polantas Sapa Pemohon SIM di Satlantas Polres Madiun Kota, Pelayanan Humanis Jadi Prioritas


 



 Sabtu, 29 November 2025, jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Madiun Kota melaksanakan pelayanan penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Gedung Satpas dengan suasana yang hangat dan penuh keramahan. 


Para petugas tampak menyambut setiap pemohon SIM dengan senyum, sapaan sopan, dan pendampingan yang informatif sejak proses pendaftaran hingga tahap akhir.


Kasatlantas Polres Madiun Kota, AKP Nanang Cahyono, S.Pd., menegaskan bahwa kualitas pelayanan publik merupakan wajah utama kepolisian, khususnya di bidang lalu lintas.


 “Pelayanan adalah produk inti kepolisian. Di Satlantas Polres Madiun Kota, kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik, cepat, dan humanis kepada seluruh masyarakat,” jelasnya.


Kegiatan pelayanan yang berlangsung tertib dan kondusif tersebut diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan serta kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri, khususnya dalam aspek pelayanan administrasi lalu lintas. Melalui pendekatan ramah dan profesional, Satlantas Polres Madiun Kota terus berupaya menghadirkan pengalaman pelayanan yang lebih mudah, transparan, dan memuaskan bagi seluruh pemohon.

Polisi Berbagi Snack dan Susu untuk Pelajar Terdampak Erupsi Gunung Semeru*


 *


LUMAJANG - Personel Brimob Polda Jawa Timur (Jatim) bersama Polres Lumajang  membagikan snack dan susu kepada anak-anak sekolah di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis (27/11).


Kegiatan ini menunjukkan kepedulian aparat Kepolisian dalam hal ini Sat Brimob Polda Jawa Timur bersama Polres Lumajang terhadap warga terdampak erupsi Gunung Semeru.


Kehadiran aparat kepolisian di lokasi tidak hanya untuk menjaga keamanan, namun juga memberikan dukungan moral bagi warga, khususnya anak-anak yang masih harus beradaptasi dengan situasi bencana.


Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar melalui Kasubsi Pidm Si Humas, Ipda Untoro menjelaskan bahwa pembagian snack dan susu ini bertujuan untuk memberikan keceriaan sekaligus memastikan kebutuhan gizi anak-anak tetap terpenuhi selama masa darurat.


“Anak-anak adalah kelompok yang paling rentan saat terjadi bencana. Karena itu, kami berupaya bukan hanya menjaga situasi tetap kondusif, tapi juga memberikan perhatian agar mereka tetap semangat menjalani aktivitas sekolah,” ujar Ipda Untoro.


Ia menambahkan, jajaran Polres Lumajang bersama Brimob Polda Jatim akan terus hadir di tengah masyarakat untuk memberikan pelayanan dan pendampingan selama masa penanganan erupsi Semeru.


“Kami berharap bantuan kecil ini bisa membuat mereka tersenyum dan merasa diperhatikan. Kepolisian akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan warga, terutama anak-anak, dapat terpenuhi,” tambahnya.


Pembagian snack dan susu tersebut mendapat sambutan hangat dari para siswa dan warga sekitar.


Banyak anak terlihat antusias dan gembira saat menerima bingkisan dari petugas.


Dengan kegiatan ini, aparat kepolisian berharap dapat membantu meringankan beban masyarakat serta memperkuat semangat kebersamaan dalam menghadapi dampak erupsi Gunung Semeru. (*)

Polisi Bersihkan Rumah Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru di Lumajang*


 *


LUMAJANG - Respon cepat Kepolisian dalam membantu pemulihan pascabencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, terus dilakukan oleh anggota gabungan dari Satuan Brimob dan Ditsamapta Polda Jawa Timur serta Polres Lumajang.


Puluhan personel gabungan dari Polda Jatim dan Polres Lumajang melakukan pembersihan rumah-rumah warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jumat (28/11/2025). 


Diketahui dampak dari erupsi Gunung Semeru tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga tertutup lumpur dan material awan panas guguran (APG).


Personel gabungan bekerja bersama masyarakat secara bergotong-royong, menyingkirkan lumpur, membersihkan perabotan, serta membantu mengamankan barang-barang berharga milik warga. 


Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen Polri hadir di tengah masyarakat pada situasi sulit. 


Kombes Pol Abast mengatakan, Polda Jawa Timur telah menurunkan personel gabungan untuk membantu percepatan pemulihan di wilayah terdampak. 


"Kehadiran Polri dalam hal ini Polda Jawa Timur dan Polres Lumajang di sini sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral untuk meringankan beban masyarakat,” kata Kombes Pol J. Abast. 


Kabid Humas Polda Jatim menambahkan, kehadiran Polda Jatim dan jajarannya tersebut menjadi bagian dari upaya kemanusiaan untuk mempercepat aktivitas warga kembali normal. 


“Kami memastikan bantuan personel akan terus diberikan selama warga masih membutuhkan. Polri akan selalu hadir untuk membantu dan memberikan rasa aman,” tegas Kombes Pol J. Abast. 


Warga sekitarpun menyampaikan apresiasi atas kerja cepat dan bantuan yang diberikan aparat kepolisian yang sudah membantu membersihkan rumah hingga lingkungan permukiman. 


Dengan adanya dukungan ini, proses pemulihan di Desa Supiturang diharapkan dapat berlangsung lebih cepat dan efektif. (*)

Pimpin Wisuda Prajurit Taruna, Kapolri Tekankan Sinergitas TNI-Polri untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045


 


Jateng - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memimpin upacara wisuda prajurit taruna akademi TNI dan 

Bhayangkara taruna akademi Kepolisian di Lapangan Sapta Marga Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (28/11/2025).


Dalam kesempatan itu, Sigit menekankan soal pentingnya sinergisitas TNI-Polri menjadi kunci utama untuk mewujudkan visi Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. 

 

"Saya perpesan agar terus memperhatikan sinergisitas dan solidaritas TNI-Polri dalam setiap perjalanan. Sehingga mampu melewati berbagai tantangan bangsa demi mewujudkan visi bersama Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045," kata Sigit dalam amanatnya. 


Pada tahun ini terdapat 1.621 taruna, terdiri dari 713 Akmil, 350 AAL, 210  AAU, serta 348 Bhayangkara taruna Akpol, yang menyelesaikan pendidikan dasar integratif taruna akademi TNI dan akademi Kepolisian.


Dalam kesempatan ini, Sigit menyebut bahwa TNI-Polri harus berperan aktif dalam rangka mengawal dan mempercepat pembangunan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo sebagaimana tertuang dalam Asta Cita. 


"Keberhasilan seluruh kebijakan tersebut tentunya merupakan tanggung jawab seluruh elemen bangsa termasuk TNI-Polri sebagai garda terdepan yang saling melengkapi dalam menyelesaikan berbagai tantangan bangsa melalui tugas pokoknya masing-masing," ujar Sigit. 


Terlebih lagi, kata Sigit, pada tahun 2030 sampai 2035, Indonesia diproyeksikan memasuki puncak bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif akan mendominasi struktur penduduk nasional. Apabila berhasil dimanfaatkan dengan baik, Indonesia akan melakukan lompatan jauh ke depan, setara dengan negara maju lainnya.


Lebih dalam, Sigit menegaskan, tantangan tugas ke depan juga akan semakin kompleks. Disrupsi teknologi dan dinamika geopolitik global akan terus berkembang serta berpotensi mempengaruhi stabilitas keamanan dan kedaulatan Bangsa Indonesia. 


"Oleh karena itu, para taruna tentunya harus terus menempa diri sehingga menjadi perwira TNI-Polri yang berkualitas, karena salah satu kunci utama dalam menyambut bonus demografi dan tantangan tugas tersebut adalah dukungan sumber daya manusia Indonesia yang unggul," ucap Sigit. 


Menurut Sigit, pendidikan dasar ini menjadi langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai sinergisitas dan soliditas sejak dini guna memperkuat ikatan emosional para calon perwira TNI dan Polri.


Dengan latar matra dan korps berbeda, Sigit menuturkan bahwa, para taruna telah ditempa bersama dalam suasana kebersamaan, disiplin, dan semangat integrasi, yang akan menjadi bekal berharga untuk mengabdikan kepada masyarakat, serta menjaga keutuhan NKRI.


"Hal ini sejalan dengan penyampaian Bapak Presiden RI, Prabowo Subianto bahwa, 'TNI dan Polri adalah dua institusi yang merupakan wujud dari kehadiran negara, wujud dari penegakan kedaulatan, dan wujud dari eksistensi negara'," tutur Sigit. 


Sigit berharap upacara wisuda prajurit taruna akademi TNI dan Bhayangkara taruna akademi Kepolisian ini dapat menjadi momentum lahirnya generasi unggul calon perwira TNI–Polri yang kelak menjadi pilar utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 


"Saya dan Bapak Panglima TNI juga pernah menjalani pendidikan seperti Taruna sekalian, sehingga memahami bahwa menempuh pendidikan sebagai seorang Taruna bukanlah perjuangan yang mudah. Dibutuhkan ketekunan dan pengorbanan selama menempuh pendidikan, sehingga dapat menjadi seorang perwira yang tanggap, tanggon, dan trengginas," tutup Sigit.

Kamis, 27 November 2025

Polresta Malang Kota Raih Penghargaan Nasional Pelaksana Quick Wins Presisi 2025*


 *


KOTA MALANG – Puncak Apel Kasatwil Polri Tahun 2025 di Satlat Korbrimob Polri, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, yang dilaksanakan selama Tiga hari, menjadi momen penting bagi Polresta Malang Kota,Polda Jatim.


Pada puncak kegiatan tersebut Polresta Malang Kota Polda Jatim menerima penghargaan nasional sebagai Polrestabes/Polres Metro/Polresta Terbaik 3 Pelaksana Quick Wins Presisi 2025.


Penghargaan tersebut diberikan berkat konsistensi inovasi pelayanan publik, percepatan respons kepolisian, penguatan pencegahan kejahatan, serta sinergi lintas sektor yang dinilai memberikan dampak positif bagi stabilitas Kamtibmas di Kota Malang.


Piagam penghargaan tersebut diterima langsung oleh Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono, SH, SIK, M.Si.


"Capaian ini merupakan hasil kerja seluruh personel Polresta Malang Kota, kolaborasi stakeholder, serta partisipasi aktif masyarakat, " ujar Kombes Pol Nanang saat dikonformasi, Kamis (27/11).


Pada Apel Kasatwil Polri Tahun 2025 digelar selama tiga hari itu menjadi agenda evaluasi dan diseminasi kebijakan strategis Polri atas berbagai program prioritas yang telah dijalankan para Kasatwil di seluruh Indonesia.


Dengan mengusung tema “Transformasi Polri yang Profesional untuk Masyarakat”, Apel Kasatwil 2025 dihadiri para Kapolda, Karo Ops, Kapolres/Polresta/Polres Metro/Polrestabes, serta para Pejabat Utama Mabes Polri.


“Seperti yang sudah diamanatkan Bapak Kapolri, Apel Kasatwil bukan hanya evaluasi, tapi menjadi sarana menyatukan gerak langkah seluruh satuan kewilayahan agar tetap membumi, dekat dengan masyarakat, dan memahami jati diri Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ujar Kombes Nanang.


Apel tersebut juga sebagai ruang konsolidasi Polri dalam menyelaraskan arah kebijakan dan penguatan tata kelola Transformasi menuju Polri yang profesional, harus diwujudkan melalui kedekatan dengan masyarakat, peningkatan kualitas pelayanan, serta penguatan sense of belonging terhadap institusi.


“Penghargaan ini bukan milik saya secara pribadi, tetapi hasil kerja keras seluruh anggota, dukungan Forkopimda, dan sinergi masyarakat Kota Malang dalam menjaga keamanan serta ketertiban,” ungkap Kombes Nanang.


Ia menegaskan Polresta Malang Kota tetap akan berkomitmen menjaga soliditas internal sekaligus memperluas kemitraan strategis agar Polresta Malang Kota Polda Jatim mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan humanis terutama pada perlindungan Perempuan dan anak. (*)

Polres Jember Gencarkan Edukasi Tertib Lalin di Operasi Zebra Semeru 2025*


 *


JEMBER – Pelaksanaan Operasi Cipta Kondisi Zebra Semeru 2025 oleh Polres Jember Polda Jatim di hari ke - 12 kali ini petugas fokus pada himbauan dan penindakan pelanggaran kasat mata yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.


Kasat Lantas Polres Jember AKP Bernardus Bagas Simarmata, S.Tr.K., S.I.K., M.S.S.S. mengatakan, dalam operasi cipta kondisi Zebra Semeru 2025, pihaknya bersama personel gabungan dari UPT Samsat Barat, Bapenda Kabupaten Jember, Bapenda Provinsi Jatim, serta Dinas Perhubungan Kabupaten Jember.


"Operasi menyasar pelanggaran seperti tidak memakai helm, melawan arus, kendaraan berknalpot brong, dan kelengkapan surat kendaraan, yang dinilai memiliki potensi tinggi menyebabkan kecelakaan lalu lintas," ujar AKP Bagas, Kamis (27/11).


Dari hasil kegiatan, petugas mencatat: 90 pelanggar terjaring penindakan, 87 pelanggar diberikan surat teguran, 3 pelanggar ditindak tegas karena menggunakan knalpot brong


AKP Bernardus Bagas Simarmata menjelaskan bahwa penindakan dalam Ops Zebra Semeru 2025 dilakukan bukan semata untuk memberi sanksi, tetapi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan berkendara.


“Melalui operasi ini kami ingin mendorong masyarakat lebih disiplin, karena keselamatan di jalan raya bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk orang lain,” tegas AKP Bagas.


Operasi Zebra Semeru 2025 akan terus berlanjut dengan pola penindakan yang tegas namun humanis, diiringi edukasi dan imbauan agar budaya tertib berlalu lintas semakin terbentuk di Kabupaten Jember. (*)

Pusat Studi Cyber STIK Lemdiklat Polri Dorong Penguatan Kapasitas Keamanan Siber Polri


 


Pusat Studi Cyber STIK Lemdiklat Polri menegaskan komitmennya untuk memperkuat kapasitas kepolisian dalam menghadapi perkembangan kejahatan siber yang terus meningkat. Kepala Pusat Studi Cyber STIK Lemdiklat Polri, Prof. Yudho Giri Sucahyo, S.Kom., Ph.D, menjelaskan, bahwa pusat studi ini dibentuk pada Februari 2025 bersama lima pusat studi lainnya sebagai langkah strategis menghadapi eskalasi ancaman digital.


“Di dunia digital ini tentu saja kita tidak dapat terpisahkan dari dunia cyber. Bahkan saat ini para Ibu, Bapak, Komendan sekalian juga sambil mengecek WA, mengecek Telegram dan lainnya. Itu semua berada di dunia cyber,” ujar Prof. Yudho dalam acara Peresmian Pusat Studi Sumber Daya Manusia Polri Pusat Studi Pasific-Oceanian dan Pusat Studi Kehumasan Polri, di PTIK, Jakarta, Kamis (27/11/25).



Ia menegaskan, bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi kekuatan digital dunia. “Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi internet kelima terbesar di dunia pada tahun 2045. Simply karena kita punya pasar, karena kita punya populasi,” katanya.


Katanya, tren kejahatan non-konvensional, khususnya kejahatan siber, menunjukkan peningkatan signifikan berdasarkan big data laporan kejahatan Polri.


“Nyuri mobil masih, nyuri ayam masih, tetapi kejahatan cyber terus naik. Kita perlu membangun kapasitas Polri untuk menangani kejahatan semacam itu — mulai dari ransomware, deepfake, hingga sentimen analisis di media sosial,” katanya.


Mengutip dokumen Digital Indonesia Vision 2045 dari Kemenkominfo, ia menyebutkan bahwa terdapat tiga pilar penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045: pemerintahan digital, masyarakat digital dan ekonomi digital.


“Arahan Kapolri sudah jelas: bagaimana Polri bisa menyajikan layanan publik secara digital kepada masyarakat semudah memesan pizza. Kini mengurus SKCK dan perpanjangan SIM jauh lebih mudah menggunakan perangkat mobile,” ungkapnya.


Meski demikian, ia mengakui bahwa kesenjangan digital masih terjadi di Indonesia. Karena itu, layanan Polri harus tetap tersedia baik secara digital maupun non-digital.


Terkait ancaman keamanan siber nasional, Prof. Yudho mengungkapkan bahwa serangan ransomware yang menyerang Badan Data Nasional beberapa waktu lalu hanyalah “puncak gunung es”.


“Ransomware itu hanya satu dari 514.508 serangan ransomware yang tercatat. Tidak semuanya diberitakan media, tetapi banyak komponen masyarakat yang meminta bantuan Polri,” tegasnya.


Ia menambahkan, bahwa kebocoran data yang melibatkan institusi kepolisian kerap memancing reaksi cepat dari publik, meski sering kali kejadian tersebut telah berlangsung beberapa tahun sebelumnya.


Untuk menjawab berbagai tantangan siber, Pusat Studi Cyber STIK Lemdiklat Polri menerapkan tiga pilar utama pendidikan yakni riset, edukasi dan pengabdian masyarakat. Program studi Manajemen Teknologi Kepolisian (Mantekpol) juga telah memasukkan mata kuliah terkait keamanan informasi.


“Kalau bicara 5W1H, satu lagi adalah ‘where’. Tempatnya adalah ruang Pusat Studi Cyber yang kami gunakan untuk membimbing mahasiswa. Saat ini ada dua mahasiswa meneliti manajemen reputasi era post-truth dan digitalisasi kontra narasi radikalisme berbasis generative AI,” jelasnya.


Lebih lanjut Prof. Yudho menegaskan, pentingnya menjaga tiga komponen dalam keamanan informasi: confidentiality, integrity, dan availability, tidak hanya melalui aspek teknis seperti enkripsi dan firewall, tetapi juga edukasi dan kebijakan.


Ia juga menekankan, perlunya kolaborasi antarinstansi dalam menjaga keamanan siber nasional.


“Kolaborasi dengan pihak dalam maupun luar negeri perlu terus dilakukan — termasuk dengan BSSN, Kominfo, dan berbagai organisasi internasional. Ini menjadi kewajiban kita bersama untuk meningkatkan kapasitas Polri menjaga keamanan siber bangsa,” pungkasnya.

Polantas Menyapa: Satlantas Polres Madiun Kota Beri Apresiasi bagi Pemohon SIM Lulus Ujian”


 “


Madiun Kota, 28 November 2025 — Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Madiun Kota menggelar program “Polantas Menyapa” pada Jumat pagi di Gedung Satpas Satlantas Polres Madiun Kota. 


Kegiatan ini menjadi bagian dari pelayanan humanis yang ditujukan untuk memberikan pengalaman positif kepada masyarakat, khususnya para pemohon Surat Izin Mengemudi (SIM).


Dalam kegiatan tersebut, petugas membagikan merchandise kepada pemohon yang telah berhasil lolos ujian SIM, sebagai bentuk apresiasi sekaligus motivasi agar masyarakat semakin sadar pentingnya keselamatan berkendara.


Kasatlantas Polres Madiun Kota, AKP Nanang Cahyono, S.Pd, menyampaikan bahwa program Polantas Menyapa merupakan upaya Satlantas untuk mendekatkan diri kepada masyarakat serta meningkatkan kualitas pelayanan publik.


“Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan pelayanan yang ramah dan berkesan, sekaligus mengajak masyarakat untuk terus tertib berlalu lintas,” ungkapnya.


Kegiatan berlangsung hangat dan penuh antusias. Para pemohon SIM terlihat senang menerima merchandise sambil mendapatkan edukasi singkat tentang pentingnya keselamatan di jalan raya.


Dengan kegiatan ini, Satlantas Polres Madiun Kota berharap budaya tertib berlalu lintas dapat semakin tumbuh dan pelayanan publik semakin meningkat.

Pelatihan Polisi Sadar Berkarakter,


 *

*PURWAKARTA* – Polri berupaya mempercepat transformasi melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) personilnya. Salah satunya dengan menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) Peningkatan Kemampuan Instruktur Polisi Sadar Berkarakter Angkatan 1 Tahun 2025. Pelatihan ini diikuti oleh 50 Polisi terpilih yang berasal dari 10 Polda di Indonesia. 


Asisten Kapolri bidang SDM, Irjen Pol. Anwar, memimpin upacara pembukaan pelatihan bertempat di Lapangan Mako Resimen IV Pelopor Parang Gombong, Jati Luhur, Purwakarta.


"Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama 15 hari kedepan di dua tempat yaitu di Basecamp Bangun Insan Nusantara Pasir Astap, Jati Luhur, Purwakarta dan di Pusmisinter Divhubinter Polri, Tanggerang, Banten. Kegiatan ini merupakan langkah perbaikan strategis Polri untuk meningkatkan kualitas dan masa depan SDM Polri ke depan." Terang Anwar.


Irjen Pol. Anwar menekankan bahwa pelatihan ini berbasis kompetensi, yang berfokus untuk menjadikan polisi yang baik, santun dan rendah hati. Peserta pelatihan diharapkan menjadi fondasi awal sebagai agent multiplier effect. Agen-agen ini bertugas menyebarkan dan menanamkan bibit transformasi polisi berkarakter ke seluruh jajaran Polda, dari Sabang sampai Merauke. Para peserta ToT diharapkan mampu mentransfer ilmu, karakter dan jiwa Bhayangkara secara utuh kepada seluruh anggota Polri di Indonesia, sekaligus menjadi jembatan transformasi kultural Polri.


Sejalan dengan semangat transformasi Polri menuju institusi yang modern dan demokratis, Polri berkomitmen untuk mewujudkan sosok polisi harapan masyarakat, yaitu personel yang baik, santun, rendah hati dan mampu menjadi problem solver di tengah masyarakat. Tujuan ini diimplementasikan melalui penguatan Pemolisian Masyarakat (Polmas), di mana fungsi kepolisian ditingkatkan dengan mendorong polisi untuk aktif bersilaturahmi, berkomunikasi, bekerja sama dan berkolaborasi secara intensif dengan masyarakat. Polisi yang mampu "bersodaqoh" dengan cara menjalankan tugas dan fungsinya melayani masyarakat. Sebagai contoh nyata dari perubahan paradigma ini, dalam penanganan unjuk rasa, Polri tidak lagi menempatkan diri sebagai pihak yang hanya melakukan penjagaan atau pengamanan, melainkan fokus pada pelayanan unjuk rasa, memastikan hak warga tersalurkan dengan tertib dan damai, sekaligus menunjukkan wajah institusi yang melayani dan mengayomi.


"Polri saat ini juga dituntut untuk merespons cepat dinamika yang sangat kompleks, baik di tingkat domestik maupun internasional. Berada di tengah tarik-menarik geopolitik global, Polri harus berperan menjaga stabilitas internal, yang merupakan prasyarat utama penguatan ketahanan nasional. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi polisi sadar berkarakter adalah salah satu langkah percepatan Polri untuk merespon kebutuhan reformasi." Urai Irjen Anwar. 


Irjen Pol. Anwar menjelaskan bahwa semua upaya yang dilakukan harus saling terkait dan bertujuan sama, yaitu mewujudkan postur Polri yang ideal, di mana kualitas SDM Polri yang berkarakter kuat menjadi kunci utama keberhasilan transformasi.


Pengembangan kurikulum pembinaan karakter ini merupakan tindak lanjut dari transformasi Polri, yang berpedoman pada hasil riset "Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Manusia Indonesia Seutuhnya." Penelitian ini melahirkan tiga pilar utama kecerdasan Spiritual, Intelektual, dan Kultural (SIK) yang menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum pembinaan karakter yang saat ini dilaksanakan pelatihan Angkatan 1. Secara spesifik, pelatihan yang dibuka hari ini memiliki output untuk mencapai tiga kompetensi kunci yaitu Kompetensi Etik, Kompetensi Teknis dan Kompetensi Leadership, yang akan ditempuh melalui empat tahapan, mulai dari pembentukan dasar dan kepribadian, tahap II ToT instruktur sadar berkarakter, hingga sertifikasi LSP.


"Pembangunan SDM Polri harus dilakukan secara holistik, mendalam dan fundamental. Visi kami di SSDM Polri adalah mewujudkan SDM Polri yang unggul, adaptif dan kolaboratif, yang pada akhirnya bermuara pada penguatan culture (budaya) institusi yang melayani dan mengayomi," tutup Anwar.

Pusat Studi Anti Korupsi STIK–Lemdiklat Polri Luncurkan Rencana Kerja Nasional 2025–2029


 


Pusat Studi Anti Korupsi STIK–Lemdiklat Polri merilis rencana kerja penanggulangan korupsi nasional periode 2025–2029. Dokumen strategis tersebut menjadi pedoman untuk memperkuat integritas penyelenggaraan negara melalui pencegahan, penegakan hukum, reformasi sistem, serta pemberdayaan masyarakat.


Rencana ini dibangun atas dasar berbagai regulasi, termasuk UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU KPK, hingga Perpres Nomor 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK). Melalui kerangka komprehensif tersebut, Polri dan pemangku kepentingan nasional diarahkan bergerak lebih terstruktur dalam mencegah dan memberantas praktik korupsi.


Pusat Studi Anti Korupsi menekankan empat pilar utama: masyarakat pencegahan, penegakan hukum, reformasi sistem dan regulasi, serta pemberdayaan publik. Selama lima tahun, rangkaian program akan dijalankan secara bertahap mulai dari fondasi tata kelola (2025), digitalisasi dan integrasi pengawasan (2026), akselerasi penegakan hukum (2027), konsolidasi nasional (2028), hingga penyempurnaan sistem berkelanjutan (2029).


Target besar yang dicanangkan meliputi penurunan kasus korupsi minimal 20%, peningkatan Indeks Persepsi Korupsi hingga 10 poin, serta digitalisasi 90% layanan publik. Indikator kinerja tersebut menjadi tolok ukur dalam mengawal reformasi birokrasi dan penguatan transparansi nasional.


Guru Besar STIK–Lemdiklat Polri, Prof. Dr. Iza Fadri, yang juga berperan dalam penyusunan kerangka strategis ini, menegaskan bahwa pemberantasan korupsi harus melibatkan seluruh elemen bangsa.


“Korupsi tidak bisa diberantas hanya dengan pendekatan penegakan hukum. Kita perlu membangun sistem yang mencegah peluang korupsi sejak awal, memperkuat integritas aparat, dan menumbuhkan budaya antikorupsi di tengah masyarakat,” ujar Prof. Iza.


Beliau juga menambahkan bahwa pendekatan komprehensif dan terintegrasi adalah kunci keberhasilan.


“Jika kita ingin Indonesia maju, maka tata kelola pemerintahan harus bersih. Rencana kerja lima tahun ini bukan sekadar dokumen, tetapi komitmen nyata untuk menghadirkan negara yang transparan, akuntabel, dan dipercaya rakyat,” tegasnya.


Selain penegakan hukum, Pusat Studi Anti Korupsi juga menggarap aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Program meliputi kuliah umum, seminar, pelatihan zona integritas, penelitian kolaboratif dengan KPK dan Kejaksaan, kampanye publik antikorupsi, hingga penguatan mekanisme whistleblower.


Melalui agenda 2025–2029 ini, STIK–Lemdiklat Polri memastikan bahwa upaya pemberantasan korupsi akan dilakukan secara sistematis, terukur, dan berkelanjutan demi mendorong Indonesia menuju tata kelola pemerintahan yang bersih dan berintegritas.

Rabu, 26 November 2025

Polresta Malang Kota Gandeng UMM Gencarkan Roadshow Anti-Bullying*


 *


KOTA MALANG – Upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, sehat, dan bebas kekerasan terus diperkuat Polresta Malang Kota Polda Jatim.


Bersinergi dengan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Polresta Malang Kota Polda Jatim menggelar Sosialisasi Anti-Bullying dan Bahaya Narkoba bertajuk “Dari Kota Malang untuk Indonesia” di SMP Negeri 3 Kota Malang, Selasa (25/11/2025).


Kegiatan ini menjadi bagian dari roadshow edukasi ke sekolah-sekolah dalam rangka membangun kesadaran sejak dini terkait ancaman perundungan yang memprihatinkan.


Sosialisasi diikuti ratusan pelajar dan dikemas melalui pemaparan materi, diskusi interaktif, hingga sesi tanya jawab terbuka untuk menggali pemahaman siswa mengenai dampak serius bullying maupun risiko penyalahgunaan narkoba.


Kegiatan ini menekankan nilai preventif, kolaboratif, dan sinergi antarinstansi demi memperkuat ketahanan peserta didik terhadap kekerasan dan pengaruh negatif di lingkungan sosial.


Data Unit PPA Satreskrim Polresta Malang Kota mencatat bahwa kasus perundungan di Kota Malang menunjukkan tren peningkatan dalam dua tahun terakhir.


Sepanjang 2024 terdapat enam laporan, dan bertambah menjadi delapan kasus pada 2025.


Mayoritas korban merupakan pelajar jenjang SMP, dengan bentuk kekerasan fisik paling mendominasi.


Kanit PPA Polresta Malang Kota Iptu Khusnul Khotimah, menjelaskan bahwa peningkatan tersebut menjadi alasan utama kepolisian menggencarkan roadshow sosialisasi ke sekolah-sekolah sebagai langkah preventif.


“Banyak kasus bullying dilakukan oleh siswa-siswi SMP. Karena itu kami memilih jenjang SMP dan SMA sebagai sasaran utama agar angka perundungan bisa ditekan melalui edukasi sejak dini,” ujarnya.


Menurutnya, dampak paling berat dari perundungan di Kota Malang adalah gangguan mental. 


Kondisi itu dialami korban yang mengalami kekerasan secara berulang dalam kurun waktu lama.


Sejumlah kasus bahkan terjadi di luar lingkungan sekolah, seperti di area sepi ataupu lokasi tongkrongan sepulang sekolah.


Motif pelaku pun bervariasi, mulai dari keinginan menunjukkan superioritas, salah paham antarkelompok, hingga masalah asmara remaja.


Dalam sosialisasi ini, Polresta Malang Kota bersama UMM menjelaskan bentuk-bentuk bullying, dampaknya, hingga konsekuensi hukum yang dapat menjerat pelaku. 


Penekanan diberikan pada pentingnya pelajar berani melapor apabila mengalami atau menyaksikan tindakan perundungan.


Sabrina Kirana, salah satu siswi kelas 7 SMPN 3, mengakui kegiatan ini membuka wawasan penting dan membuat para pelajar lebih siap menghadapi situasi perundungan.


“Dengan adanya sosialisasi ini, kami jadi tahu apa yang harus dilakukan jika menjadi korban atau saat melihat tindakan bullying dan paham bahwa bullying serta narkoba tidak hanya melukai fisik tetapi juga sangat mengganggu mental dan masa depan,” ujarnya.


Seperti yang sudah disampaikan awal sambutan, Kepala SMPN 3 Kota Malang Drs. Teguh Edy Purwanta menyampaikan apresiasi tinggi atas kehadiran Polresta Malang Kota dan UMM dalam memberikan edukasi komprehensif kepada siswanya.


“Narkoba dan bullying sangat berdampak pada kesehatan mental, prestasi, dan masa depan anak-anak kami. Karena itu, sosialisasi seperti ini sangat penting untuk membuka kesadaran dan keberanian siswa dalam menjaga diri dan lingkungan,” ujarnya.


Roadshow edukasi anti-bullying Polresta Malang Kota bersama UMM menggambarkan komitmen kuat dalam menciptakan ruang belajar yang aman, kondusif dan berorientasi pada pembentukan karakter positif pelajar menuju Indonesia Emas 2045. (*)

Polisi Bersihkan Tempat Ibadah dan Rumah Warga Terdampak Abu Vulkanik Semeru*


 *


LUMAJANG - Upaya pemulihan pascaerupsi Gunung Semeru terus dilakukan jajaran kepolisian. 


Personel Polres Lumajang bersama Satbrimob dan Samapta Polda Jawa Timur melaksanakan pembersihan beberapa fasilitas ibadah dan rumah warga di wilayah terdampak.


Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polres Lumajang, Kompol Jauhar Ma’arif menjelaskan bahwa kegiatan itu merupakan lanjutan dari serangkaian aksi kemanusiaan yang telah dilakukan sejak pascaerupsi Gunung Semeru.


“Kegiatan hari ini kelanjutan kegiatan yang sudah kami laksanakan pascaerupsi,” ujarnya,Rabu (26/11).


Ia menjelaskan, fokus pembersihan dilakukan di sejumlah musala di Dusun Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, yang mengalami paparan abu vulkanik. 


Langkah ini bertujuan memastikan fasilitas ibadah tersebut dapat kembali digunakan warga yang masih bertahan di rumah karena kondisi wilayahnya dinilai masih aman.


“Kegiatan hari ini kami melaksanakan pembersihan beberapa tempat ibadah agar nanti musala ini bisa digunakan pada saat ibadah warga yang saat ini masih belum mengungsi,” jelas Kompol Jauhar.


Terkait pembersihan musala, ia menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk kepekaan anggota di lapangan setelah melihat kondisi bangunan yang kotor akibat material erupsi.


Selain fasilitas peribadatan, personel gabungan sejak pagi juga menyasar rumah-rumah warga serta membantu memindahkan barang-barang milik masyarakat ke lokasi yang lebih aman.


“Untuk pembersihan rumah-rumah dan membawa barang-barang pengungsian ke tempat pengungsian yang lebih aman juga kami lakukan sejak adanya himbauan agar warga mengungsi,” tambahnya.


Aksi kemanusiaan ini menjadi bagian dari respons cepat Polres Lumajang dan Polda Jatim dalam membantu warga yang terdampak erupsi Semeru, sekaligus memastikan aktivitas masyarakat tetap dapat berjalan dengan aman, terutama dalam hal ibadah dan penyelamatan barang berharga. (*)

Dialog Literasi Kebangsaan STIK Angkat Isu Etika Moral dalam Transformasi Birokrasi Polri*


 *


Jakarta — STIK Lemdiklat Polri menggelar Dialog Literasi Kebangsaan (DILIBAS) Episode 2 bertema “Standar Etika Moral Menuju Transformasi Birokrasi Polri” di Auditorium Mutiara STIK, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pakar nasional, pejabat utama Polri, akademisi, serta ratusan mahasiswa dari STIK dan berbagai perguruan tinggi di Jakarta yang turut aktif mengikuti jalannya diskusi.


Pada kesempatan itu, Ketua STIK Lemdiklat Polri Irjen Pol Dr. Eko Rudi Sudarto, S.I.K., M.Si. menekankan bahwa transformasi Polri memerlukan perubahan yang lebih mendasar. Ia menilai bahwa pembaruan institusi tidak boleh berhenti pada aspek struktural semata. “Transformasi Polri harus dibangun di atas keberanian moral, etika, dan keteladanan,” ujarnya, seraya menyebut bahwa kepemimpinan yang berani mengoreksi diri merupakan prasyarat penting dalam memperkuat integritas kelembagaan.  


Forum dialog ini menghadirkan perspektif strategis dari para tokoh nasional seperti Prof. Dr. Koentjoro, Prof. Yudi Latif, Prof. Dr. Paulus Wirutomo, Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej, S.H., M.Hum., Dr. Sarah Nuraini Siregar, dan Dr. Phil. Panji Anugrah Permana. Para narasumber membahas isu etika profesi, legitimasi publik, dinamika pelayanan kepolisian, hingga tantangan reformasi kelembagaan di tengah perubahan sosial dan digital yang semakin cepat.


Sementara itu, Wamenkumham Prof. Edward Omar Sharif Hiariej menyoroti pentingnya budaya etis sebagai fondasi moral Polri. Ia menegaskan bahwa prinsip to serve and to protect merupakan pedoman yang harus tercermin dalam perilaku setiap anggota. “Solidaritas internal harus memperkuat profesionalitas dan kepatuhan hukum, bukan menjadi ruang untuk menutupi pelanggaran,” tegasnya dalam sesi dialog.  


Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan kritis dari mahasiswa dan peserta mengenai kepercayaan publik, tantangan moral aparat, peran teknologi dalam transparansi, hingga pentingnya community policing. Interaksi ini menunjukkan tingginya perhatian generasi muda terhadap agenda perubahan Polri dan nilai-nilai etika yang menyertainya.


Melalui penyelenggaraan DILIBAS Episode 2 ini, STIK Lemdiklat Polri menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat landasan akademik dan nilai etis guna mendorong terwujudnya Polri yang Presisi: prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kepercayaan publik dan menjawab tuntutan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.

Polri Perkuat Model Pelayanan Unjuk Rasa Berbasis Standar HAM Internasional, Wakapolri: “Kita Sesuaikan dengan Best Practice Negara Maju”


 


Jakarta — Polri terus memperbarui model dan langkah-langkah pelayanan terhadap pengunjuk rasa melalui pendekatan berbasis hak asasi manusia (HAM) dan komparatif internasional. Pembaruan ini dilakukan dengan merujuk pada best practice negara maju, khususnya Inggris, yang telah memiliki Code of Conduct pengendalian massa yang dinilai efektif, transparan, dan akuntabel.


Wakapolri Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo menegaskan bahwa penyusunan model pelayanan unjuk rasa harus sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 dan sekaligus memenuhi standar internasional dalam perlindungan hak berekspresi.


“Model pelayanan terhadap pengunjuk rasa harus kita rumuskan ulang, tidak hanya berdasarkan kondisi dalam negeri, tetapi juga mengacu pada standar HAM internasional. Kita belajar dari negara-negara yang sudah lebih maju dalam pengelolaan kebebasan berpendapat di ruang publik,” ujar Wakapolri.


Terkait hal itu, Polri akan melakukan studi komparatif ke Inggris pada Januari mendatang. Inggris memiliki Code of Conduct yang membagi pengendalian massa ke dalam lima tahap — mulai dari analisis awal, penilaian risiko, langkah pencegahan, tindakan lapangan, hingga konsolidasi pascakejadian. Setiap tahap dilengkapi aturan jelas “do and don’t” bagi petugas lapangan hingga komandan.


“Inggris memiliki pendekatan modern, terstruktur, dan berbasis HAM. Code of Conduct mereka menjelaskan dengan rinci apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ini sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Polri terhadap pengunjuk rasa,” jelas Wakapolri.


Selain studi internasional, Polri juga melibatkan akademisi, pakar, serta koalisi masyarakat sipil untuk memastikan bahwa pembangunan model ini inklusif dan sesuai prinsip demokrasi. Salah satunya adalah asesmen terhadap kemampuan psikologis dan evaluatif para komandan, kasatwil, dan kapolres, yang dinilai penting untuk menciptakan pengambilan keputusan yang proporsional di lapangan.


Perubahan internal turut dilakukan. Sistem pengendalian massa yang dahulu memiliki 38 tahapan kini disederhanakan menjadi lima fase utama. Hal ini disinkronkan dengan enam tahapan penggunaan kekuatan sesuai Perkap No. 1 Tahun 2009 serta standar HAM pada Perkap No. 8 Tahun 2009.


Wakapolri menegaskan pentingnya kewajiban evaluasi berkelanjutan sebagai bagian dari standar HAM internasional.


“Setiap tindakan dalam lima tahap harus dievaluasi, mulai dari progres hingga dampaknya. Ini sejalan dengan prinsip accountability dalam standar HAM global. Polri harus berani berubah, memperbaiki, dan beradaptasi,” tegasnya.


Komjen Dedi juga menekankan bahwa perubahan organisasi tidak bisa hanya mengandalkan pengalaman, tetapi harus berbasis kajian ilmiah, riset multidisipliner, dan data.


“Dalam konteks internasional, semua negara yang maju dalam pelayanan publik selalu bertumpu pada ilmu pengetahuan dan kajian. Itulah yang kita lakukan. Masukan dari masyarakat sipil menjadi bagian penting dari proses ini,” ungkapnya.


Pada kesempatan tersebut, Polri turut menerima masukan dari berbagai organisasi masyarakat sipil sektor keamanan. Hadir antara lain Ketua Harian Kompolnas, Koalisi Masyarakat Sipil Sektor Keamanan, Ketua PBHI, Ketua YLBHI, Direktur Imparsial, Direktur Raksa Initiative, Anggota KontraS, Direktur Koalisi Perempuan, Direktur HRRWG, Direktur Centra Initiative, Direktur Amnesty, dan perwakilan Walhi. Keterlibatan mereka memperkuat legitimasi publik terhadap penyusunan standar baru.


Polri juga mencatat berbagai kendala di lapangan, termasuk keterbatasan alat dan sumber daya di sejumlah wilayah. Namun semua temuan tersebut menjadi dasar penyempurnaan SOP agar lebih responsif dan mendukung perlindungan hak berunjuk rasa.


“Transformasi pelayanan publik harus berorientasi pada standar global. Kita ingin memastikan bahwa pengamanan unjuk rasa dilakukan secara profesional, menghormati HAM, dan berdampak langsung bagi masyarakat. Itulah arah perubahan yang ditekankan oleh Bapak Kapolri,” tutup Wakapolri.

Pelayanan Polri Terhadap Unjuk Rasa Lebih Adaptif, Wakapolri: “Semua Berbasis Kajian, Riset, dan Masukan Publik”


 


Jakarta — Polri tengah merumuskan ulang model serta standar pelayanan terhadap pengunjuk rasa agar lebih humanis, profesional, dan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Pembaruan ini dilakukan secara bertahap dan berbasis kajian multidisipliner, masukan publik, serta studi komparatif ke luar negeri.


Wakapolri Komjen Pol Prof. Dr. Dedi Prasetyo menegaskan bahwa seluruh pendekatan yang disusun berlandaskan visi hukum dan prinsip penghormatan terhadap hak warga negara.


“Penyampaian pendapat di muka publik adalah hak konstitusional. Karena itu, pelayanan terhadap pengunjuk rasa harus kita rumuskan ulang agar lebih adaptif, humanis, dan tetap menjaga keamanan. Semua harus berbasis kajian, riset, dan masukan masyarakat,” ujarnya.


Menurut Wakapolri, Polri tidak ingin terburu-buru menetapkan regulasi baru yang diberlakukan secara nasional. Proses penyusunannya tetap melibatkan koalisi masyarakat sipil, akademisi, dan para pakar.


“Kami tidak ingin membuat aturan secara tergesa-gesa. Semua masukan dari masyarakat sipil, akademisi, serta hasil studi komparatif akan kami rangkum terlebih dahulu. Ini komitmen kami untuk menghasilkan regulasi yang benar-benar tepat,” tegasnya.


Pada Januari mendatang, tim akan melakukan studi ke Inggris untuk mempelajari Code of Conduct terkait pengendalian massa. Model tersebut terdiri dari lima tahap mulai analisis awal hingga konsolidasi, lengkap dengan aturan “do and don’t” bagi setiap jenjang petugas.


“Studi komparatif di Inggris sangat penting untuk melihat bagaimana best practice diterapkan. Kita ingin memastikan setiap tindakan di lapangan sesuai standar internasional dan tetap menghormati hak masyarakat,” tutur Wakapolri.


Perubahan internal Polri juga terus berlangsung. Jika sebelumnya sistem pengendalian unjuk rasa mengenal 38 tahap, kini disederhanakan menjadi lima fase yang lebih terukur, diterapkan bersama enam tahapan penggunaan kekuatan sesuai Perkap No. 1 Tahun 2009 dan standar HAM sebagaimana diatur dalam Perkap No. 8 Tahun 2009.


Wakapolri menegaskan perlunya mekanisme evaluasi berjenjang pada setiap tindakan kepolisian.


“Setiap komandan wajib melaporkan progres, analisis tindakan, dampaknya, hingga evaluasi akhir. Ini menjadi pegangan agar kita bisa memperbaiki diri. Organisasi tidak akan berubah jika manusianya tidak berubah,” ungkapnya.


Ia juga menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan berbasis riset dalam setiap proses pengambilan keputusan.


“Perubahan organisasi tidak bisa hanya berbasis pengalaman. Harus ada filsafat ilmu, logika, kajian empiris, dan riset. Kritik, saran, dan koreksi dari masyarakat adalah input penting bagi kami,” ujar Komjen Dedi.


Dalam kegiatan tersebut, Polri turut melibatkan berbagai elemen masyarakat sipil sektor keamanan. Hadir di antaranya Ketua Harian Kompolnas, Koalisi Masyarakat Sipil Sektor Keamanan, Ketua PBHI, Ketua YLBHI, Direktur Imparsial, Direktur Raksa Initiative, anggota KontraS, Direktur Koalisi Perempuan, Direktur HRRWG, Direktur Centra Initiative, Direktur Amnesty International Indonesia, serta perwakilan Walhi. Keterlibatan mereka menjadi bagian penting dari proses penyusunan model pelayanan yang lebih partisipatif dan transparan.


Polri juga mencatat sejumlah kendala lapangan, seperti keterbatasan alat dan sumber daya di beberapa wilayah. Namun, semua temuan tersebut menjadi masukan untuk perbaikan SOP dan penguatan koordinasi pengamanan pada masa mendatang.


“Kami ingin memastikan bahwa pelayanan publik, khususnya pengamanan unjuk rasa, benar-benar responsif, adaptif, dan berdampak langsung bagi masyarakat. Inilah semangat transformasi yang diamanatkan Bapak Kapolri,” tutup Wakapolri.

Tutup Apel Kasatwil 2025, Wakapolri: Titik Awal Ekspektasi Publik Agar Polri Semakin Humanis dan Responsif


 

Wakapolri Komjen Dedi Prasetyo menutup kegiatan apel Kasatwil tahun 2025 di Satlat Brimob, Cikeas, Jawa Barat pada Rabu 26 November 2025.


Dalam amanatnya, Komjen Dedi mengatakan, apel Kasatwil bukan akhir, melainkan titik awal dari ekspektasi publik agar Polri semakin transparan, humanis, responsif, dan berpegang pada prinsip to serve and protect.


"Apel Kasatwil merupakan momentum refleksi, transfer knowledge, serta evaluasi bersama atas kinerja tahun 2025 sebagai dasar peningkatan kinerja Polri ke depan," kata Dedi.


Mantan Irwasum Polri ini mengatakan, Polri bukan organisasi anti kritik. Masukan dari masyarakat, akademisi, dan pemerhati menjadi dasar bagi Polri untuk berubah menjadi lebih profesional dan dipercaya publik.


Untuk itu, kata Dedi, Polri mengundang seluruh pihak eksternal untuk menyampaikan saran tertulis terkait perubahan paradigma penanganan unras sebagai ruang partisipasi publik dalam penyusunan Perkap.


Dedi mengatakan, Polri saat ini sedang menyusun Perkap baru terkait penanganan unjuk rasa sebagai bagian dari perubahan Institusi menuju ke arah yang lebih baik.


Untuk itu, kata Dedi, Polri mengundang seluruh pihak eksternal untuk menyampaikan saran tertulis.


"Penyusunan Perkap dilakukan secara matang dengan mempertimbangkan masukan dari koalisi masyarakat sipil, pakar, akademisi, serta berbasis studi komparatif, termasuk rencana referensi ke Inggris untuk memperdalam konsep code of conduct," katanya.


Eks Kadiv Humas Polri ini mengatakan, pada Januari akan dilaksanakan studi komparatif ke Inggris untuk mendalami lima siklus dalam bertindak yang menjadi standar di kepolisian di negara tersebut.


Aturan baru nantinya akan menggantikan pola tiga tahapan (hijau–kuning–merah) menjadi lima tahapan dengan enam cara bertindak.


"Mengarahkan bahwa setiap komandan lapangan wajib membuat laporan terperinci mengenai cara bertindak dalam lima tahapan unras dalam bentuk decision log sebagai bahan evaluasi dan akuntabilitas untuk meningkatkan profesionalisme penanganan unras ke depan," ujarnya.


Lebih lanjut, Dedi menegaskan para Kapolres adalah calon pemimpin Polri di masa depan, sehingga perubahan Polri kearah yang lebih baik ditentukan oleh kualitas SDM yang mengisinya.


"Mengajak seluruh jajaran berpikir kritis dalam menghadapi masalah serta memastikan penyelesaian berbasis kajian dan fakta di lapangan," ucapnya.


Mengambil pembelajaran dari Agustus Kelabu dan Black September, khususnya terkait kelayakan tenda personel di lapangan, yang harus diperbaiki agar lebih layak bagi pergantian pasukan yang berlangsung hingga satu bulan.


Prototipe tenda baru telah dirumuskan melalui studi komparatif, lebih manusiawi, dan tidak panas, dan akan didistribusikan bertahap ke seluruh satuan wilayah.


Terakhir, ia pun mengapresiasi seluruh jajaran atas kinerja satu tahun terakhir dan menekankan pentingnya menyamakan visi sejalan dengan program Akselerasi Transformasi Polri dan Quick Wins yang mencerminkan perubahan nyata dan terukur.

Polri Peragakan Model Pelayanan Unjuk Rasa Terbaru pada Apel Kasatwil 2025, Dirsamapta: “Semua Tindakan Harus Sesuai Prosedur dan Berbasis HAM”


 

Jakarta — Polri menampilkan peragaan lengkap konsep pelayanan unjuk rasa dalam rangka Apel Kasatwil Tahun 2025, sebagai bentuk kesiapan operasional dan penyegaran SOP dalam pengendalian massa yang lebih humanis, modern, dan berbasis hak asasi manusia. Peragaan yang dilakukan oleh Dirsamapta Korsabhara Baharkam Polri tersebut memperlihatkan secara utuh lima tingkatan eskalasi unjuk rasa, mulai dari situasi tertib hingga eskalasi rusuh berat, berikut langkah-langkah kepolisian yang harus dilakukan pada setiap tahap.


Dirsamapta Korsabhara Baharkam Polri Brigjen Pol Dr. Moh. Ngajib menjelaskan bahwa model pelayanan unjuk rasa ini merupakan penyempurnaan dari pola lama, dengan menekankan profesionalisme, proporsionalitas, dan penggunaan kekuatan sesuai Perkap No. 1 Tahun 2009 serta standar HAM dalam Perkap No. 8 Tahun 2009.


“Peragaan ini bukan sekadar simulasi, tetapi penegasan bahwa setiap tindakan kepolisian dalam pengamanan unjuk rasa harus sesuai prosedur, terukur, dan menghormati hak-hak warga. Itulah standar pelayanan yang wajib diterapkan di seluruh satuan wilayah,” tegas Brigjen Ngajib.


Dalam kegiatan tersebut, Polri memeragakan tata cara pelayanan unjuk rasa berdasarkan lima tingkat eskalasi:


1. Tertib – Massa patuh imbauan dan kegiatan masyarakat tetap berjalan lancar. Petugas menerapkan kehadiran polisi sebagai tindakan pencegahan (deterrent) serta imbauan lisan.


2. Kurang Tertib – Massa mulai mengejek, provokasi ringan, dan tidak mengindahkan imbauan. Petugas menerapkan kendali tangan kosong lunak dan negosiasi oleh Kapolres sebagai pengendali taktis.


3. Tidak Tertib – Massa mulai melempar, melakukan pembakaran lokal, atau gangguan yang menyebabkan luka ringan. Petugas melakukan kendali tangan kosong keras dan pendorongan dengan meriam air (AWC).


4. Rusuh – Massa melakukan kekerasan, perusakan, serangan fisik, dan penutupan jalan secara masif. Petugas menerapkan penggunaan senjata tumpul, gas air mata, atau alat non-mematikan sesuai standar.


5. Rusuh Berat – Situasi meningkat hingga memerlukan lintas ganti ke satuan Brimob atau penanganan oleh tim Raimas jika tidak tersedia PHH Brimob.


Menurut Brigjen Ngajib, penyederhanaan prosedur dari 38 tahap menjadi lima fase membuat pola pelayanan lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh petugas, namun tetap menjaga prinsip kehati-hatian.


“Kita ingin seluruh Kasatwil memahami bahwa respons kepolisian tidak boleh reaktif. Ia harus melalui tahapan yang jelas, dengan evaluasi pada setiap tindakan. Inilah bentuk modernisasi pengendalian massa yang akuntabel,” ujarnya.


Peragaan tersebut memperlihatkan keterlibatan terpadu berbagai fungsi kepolisian, seperti:


- Sabhara sebagai Dalmas awal,


- Propam sebagai pengawas tindakan dan kepatuhan prosedur,


- Lalu Lintas untuk pengaturan arus,


- Reskrim dalam identifikasi provokator dan pelaku pidana,


- Intelkam untuk penggalangan massa,


- Humas melakukan dokumentasi dan publikasi,


- K-9 untuk sterilitas area,


- serta tim negosiator bersertifikasi untuk meredam eskalasi.


Teknologi baru juga ditampilkan, seperti helm Dalmas dengan konektor suara yang memungkinkan instruksi didengar hingga radius 2 km, serta penggunaan drone dalam pengambilan keputusan taktis.


Brigjen Ngajib menegaskan bahwa tujuan utama peragaan ini adalah menyamakan persepsi seluruh Kasatwil dalam memberikan pelayanan unjuk rasa yang humanis namun tetap tegas.


“Pelayanan unjuk rasa bukan sekadar pengamanan, tetapi pelayanan publik. Kita wajib memastikan massa dapat menyampaikan aspirasi dengan aman, dan negara tetap hadir menjaga ketertiban umum secara proporsional,” ujar Dirsamapta.


Ia menambahkan bahwa kemampuan komunikasi, negosiasi, dan penguasaan lapangan menjadi kunci sukses aparat di era sekarang.


“Kapolres harus dikenal oleh masyarakatnya. Semakin baik hubungan polisi dengan warga, semakin kecil potensi eskalasi unjuk rasa meningkat,” tutup Brigjen Ngajib.

7 Atpol Negara Sahabat Hadiri Apel Kasatwil Polri 2025, Komitmen Wujudkan Keamanan Global


 


Jakarta - Apel Kasatwil Polri tahun 2025 turut mengundang 10 Atpol negara sahabat. Hal itu merupakan komitmen mewujudkan keamanan global. 


Adapun dari 10 yang diundang, tujuh Atpol negara sahabat yang hadir yakni, Kepolisian Australia, Amerika Serikat (FBI), China, Filipina, Jepang, Malaysia dan Perancis. 


Selain itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan kegiatan tersebut juga mengundang Kepolisian Hongkong. Hal itu untuk mencari model penanganan aksi unjuk rasa atau demonstrasi di Indonesia. 


Menurut Sigit, ke depannya, Polri akan mengubah doktrin penanganan demonstrasi yang tadinya menjaga menjadi melayani. Hal ini komitmen sesuai dengan komitmen polisi yang sejak awal menjamin hak kebebasan berpendapat masyarakat. 


"Di satu sisi kita juga tentunya miliki konsep dalam menghadapi rusuh massa yang tentunya apabila tidak  kita kendalikan akan berdampak stabilitas kamtibmas, terganggunya fasilitas publik, sektor ekonomi yang tentunya harus kita jaga. Ini menjadi bagian kita evaluasi sekaligus pembahasan dalam apel kasatwil," ucap Sigit dikutip, Rabu (26/11/2025).


Apel Kasatwil bertajuk 'Transformasi Polri yang Profesional untuk Masyarakat' ini, kata Sigit sengaja dilaksanakan di Satlat Brimob Cikeas. Para Kapolda dan Kapolres bakal bermalam di tenda sslama tiga hari ke depan. 


"Tentunya kegiatan ini yang pertama meningkatkan soliditas internal kekompakan utamanya. Bagaimana kita melakukan preview penanaman ulang doktrin kita Tribrata dan Catur Prasetya. Dan tentunya hakikat dari tugas Polri di dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya sebagai pelaksana alat negara di bidang harkamtibmas di bidang penegakan hukum dan memberikan perlindungan pengayoman pelayanan terhadap keamanan yang di dalam negeri," ujar Sigit.

Polri Undang Kepolisian Hong Kong, Pelajari Model Penanganan Aksi Massa*


 *

Jakarta - Polri mengundang Kepolisian Hong Kong (Hong Kong Police Force) sebagai salah satu pembicara dalam apel jajaran kepala satuan wilayah (Kasatwil) 2025. Hal itu dalam rangka mencari referensi model penanganan aksi unjuk rasa atau demonstrasi di Tanah Air.

"Kita mengundang pembicara dari Kepolisian Hong Kong, terkait dengan kita ingin mencari model-model untuk penanganan aksi, khususnya terkait dengan kebebasan mengeluarkan pendapat," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mako Pusat Latihan Korbrimob Polri, Cikeas, Bogor, Senin (24/11/2025).


Jenderal Sigit menyatakan tengah berupaya mengubah pola penanganan aksi massa yang mulanya mengamankan menjadi melayani. Hal itu untuk mewujudkan kebebasan berpendapat di muka publik.


"Juga bagaimana kita membedakan antara upaya kita dan mengubah doktrin kita, dari yang tadinya menjaga menjadi melayani, khusus untuk saudara-saudara kita yang melakukan atau menjalankan haknya yang diatur dalam kebebasan mengeluarkan pendapat," jelasnya.


Sigit menjelaskan bahwa pihaknya juga memiliki konsep dalam menghadapi rusuh massa. Hal itu untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta menjaga stabilitas nasional.


"Tentunya apabila ini tidak kita kendalikan, tentunya akan berdampak terhadap stabilitas kamtibmas, berdampak kepada terganggunya fasilitas-fasilitas publik, sektor-sektor ekonomi yang lain, yang tentunya harus kita jaga," terang Jenderal Sigit.


Eks Kabareskrim Polri itu menyebut bahwa perihal penanganan aksi massa turut menjadi salah satu evaluasi yang dibahas pada Apel Kasatwil tahun ini. Perihal itu senada dengan upaya transformasi Korps Bhayangkara yang tengah berjalan.


"Ini bagian yang tentu kita jadikan evaluasi sekaligus kemudian pembahasan di dalam Apel Kasatwil ini. Tentunya juga beberapa upaya yang harus kita lakukan karena adanya KUHP baru dan juga isu-isu terbaru yang mau tidak mau Polri harus segera melakukan perbaikan-perbaikan maupun perubahan," tutur Sigit.


Selain evaluasi, dalam kegiatan itu juga Jenderal Sigit memberikan pengarahan terkait model pelayanan publik ke depan. Dengan pola baru itu, dia menjanjikan masyarakat lebih mudah mendapatkan pelayanan.


"Intinya kita harapkan dengan Apel Kasatwil ini, tentunya ini menjadi semangat Polri untuk kemudian mengkonsolidasikan ulang dan kemudian mewujudkan institusi Polri yang lebih responsif, adaptif, dan kemudian tentunya betul-betul bisa mewujudkan institusi Polri sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat," pungkasnya.

Polantas Menyapa Satlantas Polres Madiun Kota Ajak Warga Bangun Kesadaran Berlalu Lintas


 


Kamıs, 27 November 2025

Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Madiun Kota menggelar kegiatan “Polantas Menyapa Masyarakat” sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan berlalu lintas di lingkungan masyarakat. 


Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 27 November 2025 tersebut mendapat sambutan positif dari warga yang turut hadir.


Dalam agenda ini, personel Satlantas Polres Madiun Kota memberikan edukasi tertib berlalu lintas, mulai dari pentingnya penggunaan helm berstandar SNI, etika berkendara, hingga upaya mencegah pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan.


Kasatlantas Polres Madiun Kota, AKP Nanang Cahyono, S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah humanis kepolisian untuk lebih dekat dengan masyarakat.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong tumbuhnya budaya tertib berlalu lintas sejak dini. Keselamatan jalan bukan hanya tugas polisi, tetapi merupakan tanggung jawab bersama,” ujarnya.


Dengan pendekatan dialogis dan edukatif, kegiatan tersebut diharapkan mampu memperkuat hubungan Polantas dengan masyarakat serta menciptakan lingkungan berlalu lintas yang lebih aman, tertib, dan berkeselamatan di Kota Madiun.

Polres Bojonegoro Latih Personel Tanggap Darurat dan SAR*

 * BOJONEGORO - Polres Bojonegoro Polda Jawa Timur (Jatim) menggelar peningkatan kemampuan personel dalam penanganan bencana dan kedaruratan...